Ketika
si tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah setelah seharian
bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya diketuk orang. Si tukang
besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok wanita
cantik yang tak lain adalah tetangganya. “Saudaraku, aku menderita
kelaparan. Jika bukan karena tuntutan agamaku yang menyuruh untuk
memelihara jiwa (hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu.
Maukah engkau memberikan makanan padaku karena Allah?” Tutur wanita itu.
Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan
ladang mengering. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi...