Eramuslim.com>>Dr. Yusuf Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Islam
Internasional, membolehkan perayaan maulid Nabi Muhammad saw. Perayaan
seperti itu dibolehkan guna megingat kembali sirah perjuangan Rasulullah
saw, kepribadian Rasulullah saw yang agung, dan misi yang dibawanya
dari Allah swt kepada alam semesta. Menurut Qaradhawi, perayaan Maulid
Nabi saw tidak termasuk dalam kategori bid'ah.
Dalam fatwanya,
Qaradhawi melandaskan pendapatnya dengan mengatakan bahwa memperingati
kelahiran Rasulullah saw adalah mengingatkan umat Islam terhadap nikmat
luar biasa kepada mereka. "Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang
disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah swt memerintahkan
kita untuk mengingat nikmat Allah swt, " ujar Qaradhawi.
Namun
demikian, Qaradhawi juga mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi saw
jangan sampai dicampur dengan ragam kemungkaran dan penyimpangan syariat
serta melakukan apa yang tidak diberikan kekuatan apapun oleh Allah
swt.
"Menganggap peringatan Maulid adalah bid'ah dan semua bid'ah
itu sesat dan tempatnya di neraka, itu tidak benar sama sekali. Yang
kita tolak adalah mencampur peringatan itu dengan berbagai penyimpangan
syariah Islam dan melakukan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan apapun
oleh Allah swt seperti yang terjadi di sebagian tempat, " kata
Qaradhawi.
Fatwa Qaradhawi dikeluarkan untuk menjawab pertanyaan
sejumlah umat Islam yang menanyakan, "Apa hukumnya merayakan maulid Nabi
saw dan perayaan Islam lainnya, seperti perayaan tahun baru hijriyah,
isra mi'raj dan lainnya?" Maka, Qaradhawi menjawab antara lain bahwa,
"Mengingat nikmat itu diperintahkan, terpuji dan memang dianjurkan.
Mengingatkan umat Islam dengan berbagai peristiwa penting dalam sejarah
Islam yang di dalamnya terdapat pelajaran yang bermanfaat, bukan sesuatu
yang tercela, dan tidak bisa disebut sebagai bid'ah atau kesesatan."
Ia
menambahkan, "termasuk hak kami adalah mengingat sirah perjalanan
Rasulullah saw dalam ragam peringatan. Ini bukan peringatan yang bid'ah.
Karena kita mengingatkan manusia dengan sirah nabawiyah yang
mengikatkan mereka dengan misi Muhammad saw. Ini adalah kenikmatan luar
biasa. Adalah dahulu para sahabat radhiallahu anhum kerap mengingat
Rasulullah saw dalam beragam kesempatan."
Di antara contohnya,
Qaradhawi menyebutkan, perkataan shahabi Sa'd bin Abi Waqash radhallahu
anhu, "Kami selalu mengingatkan anak-anak kami dengan peperangan yang
dilakukan Rasulullah saw sebagaimana kami menjadikan mereka menghafal
satu surat dalam Al-Quran." Ungkapan ini, menurut DR. Qaradhawi
menjelaskan bahwa para sahabat kerap menceritakan apa yang terjadi dalam
perang Badar, Uhud dan lainnya, kepada anak-anak mereka, termasuk
peristiwa saat perang Khandaq dan Bai'atur Ridhwan."
0 komentar:
Posting Komentar