Ternyata gambaran Islam yang dipublikasikan oleh media-media Barat, jauh
berbeda sama sekali dari realitas Islam sebenarnya. Setidaknya hal itu
diperlihat kan oleh sejumlah prajurit laki-laki dan wanita AS yang
bertugas di Irak, ketika mereka menyatakan diri masuk Islam. Lalu mereka
menikah dengan orang-orang Islam Irak. Walaupun pernikahan itu
ditentang oleh sejumlah warga setempat.
“Para tentara AS itu
telah menyadari bahwa ajaran Islam sama sekali berbeda dengan
informasi-informasi yang diprogandakan oleh media-media Barat,” lanjut
Sheikh Mahmoud.
“Setelah bergaul setiap hari dengan warga Irak
serta pengalaman berinteraksi dengan kalangan Muslim dari dekat di
negeri yang terkoyak perang ini, banyak serdadu AS yang menyatakan
keinginannya masuk Islam,” ujar Sheikh Mahmoud el-Samydaei, anggota
Majelis Ulama Islam Irak, pada IslamOnline Rabu (13/8/2003).
Ulama
Islam itu mengingatkan kembali para perwira AS yang telah masuk Islam
agar memelihara agama itu sampai akhir hayat. Sebab orang yang mati
tanpa membawa Islam, ujar Sheikh Mahmoud, matinya akan sia-sia. Para
muallaf AS itu mendengarkan wejangan tersebut dengan terisak-isak,
mengingat banyak masyarakatnya mati tanpa mengetahui sedikitpun tentang
Islam.
Seorang perwira AS yang mendatangi Pengadilan Urusan Sipil
di distrik el-Karkh, Baghdad pekan ini menyatakan; “Saya bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusanNya.”
Perwira
AS itu kemudian menikah dengan wanita Irak, dr. Samar Ahmed yang pernah
dijumpainya ketika dia bertugas menjaga Medicine City Hospital. Dia
memilih Islam, kata perwira AS itu, lantaran keyakinannya yang penuh
terhadap kebenaran Islam. “Saya masuk Islam bukan hanya lantaran untuk
menikahi wanita Irak,” tukasnya.
Berdasarkan ajaran Islam, seorang pria non-Muslim dilarang menikahi seorang wanita Islam.
Hakim
Agama Abd el-Azeim Mohammad Gawad el-Rasafi merestui pernikahan itu.
Abd el-Azeim menegaskan bahwa pernikahan itu merupakan peristiwa
pertama, seorang wanita Irak menikah dengan serdadu AS yang masuk Islam.
Kepada IslamOnline Abd el-Azeim mengatakan, tak satupun agama di dunia,
menghalangi pernikahan tersebut. Walaupun begitu sejumlah warga Irak
menentang pernikahan antar etnis itu
0 komentar:
Posting Komentar