This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Beberapa foto palsu terkait pembantaian dan penindasan terhadap Muslim Rohingya di Burma terungkap
Siraaj
Senin, 30 Juli 2012 23:03:26
(Arrahmah.com) - Pembantaian Muslim di Burma (Myanmar) memang benar terjadi,
 penindasan
 terhadap Muslim yang masih hidup juga memang benar terjadi. Laporan-laporan langsung 
dari Muslim Arakan bukanlah hoax. Tetapi beberapa foto yang beredar di internet, baik
 di Facebook, Twitter dan BBM, ternyata palsu baik disengaja atau salah informasi.
Beberapa orang yang tidak bertanggungjawab sengaja mengedit foto dan diberitakan bahwa itu 
adalah foto kekejaman terhadap Muslim Rohingya. Jika yang menyebarkan adalah Muslim, 
sebagai sesama Muslim kita akan lantas percaya akan foto demikian. Tapi bisa jadi
 yang pertama menyebarkan adalah bukan dari kalangan Muslim, bisa jadi ada orang yang 
 sengaja ingin memperkeruh keadaan atau malah ingin memunculkan opini 
 bahwa "pembantaian Muslim di Myanmar itu bohong, sebagaimana fotonya juga bohong".
Berikut ini adalah beberapa gambar yang pernah dan sering beredar yang setelah diselidiki oleh
 para blogger ternyata hoax:

Ternyata Foto ini bukanlah foto korban pembunuhan, justru sebaliknya
foto tersebut adalah foto situasi ketika umat Buddhist di
Tibet membantu evakuasi mayat pasca terjadinya gempa di Cina.
Sumber Tibetan Community | Tibet Times